Materi Fikih Kelas XII bab 2
JIHAD
DALAM ISLAM
Jihad dalam bahasa Arab merupakan
bentuk mashdar dari kata jâhada yujahidu jihadan wa mujâhadatan. Asal katanya
adalah jahada yajhadu jahdan/juhdan yang berarti kekuatan (al-thaqah) dan upaya jerih payah
(al-masyaqqah). Secara bahasa jihad berarti mengerahkan segala kekuatan dan
kemampuan untuk membela diri dan mengalahkan musuh. Sedangkan menurut istilah
ulama fikih adalah perjuangan melawan orang-orang kafir untuk tegaknya agama
Islam.
Jihad juga dapat berarti mencurahkan
segenap upaya dan kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang berhubungan
dengan kesulitan dan penderitaan. Sehingga, jahada berarti mencurahkan segala
kemampuan dalam membela dan memperoleh kemenangan.
Dari aspek terminologi, definisi jihad
berkisar kepada tiga aspek:
a. Jihad
yang dipahami secara umum, adalah
segala kemampuan yang dicurahkan oleh manusia dalam mencegah/membela diri dari
keburukan dan menegakkan kebenaran. Termasuk dalam kategori ini adalah
menegakkan kebenaran, membenahi masyarakat, bersunggung-sungguh serta ikhlas
dalam beramal, gigih belajar untuk melenyapkan kebodohan, bersungguh-sungguh
dalam beribadah seperti haji.
b. Jihad
dipahami secara khusus sebagai usaha mencurahkan segenap upaya dalam
menyebarkan dan membela dakwah Islam.
c. Jihad
yang dibatasi pada qital (perang) untuk membela agama untuk menegakkan agama
Allah dan proteksi kegiatan dakwah.
Dasar-dasar Jihad dalam Al Qur’an
وَجَاهِدُوا
فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ
مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ
قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ
عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ
هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
"dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu
dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong."
(QS. Al Hajj : 78)
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا
ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ
ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Lukman:
15)
Dasar-dasar Jihad dalam Hadits
Dari Ibn ‘Umar, Rasulullah Solallohu ‘Alaihi
Wassallam bersabda, “Saya diutus dengan
pedang, hingga Allah disembah tiada serikat bagi-Nya, dan rezkiku dijadikan di
bawah naungan tombak, kehinaan bagi siapa yang menyalahi perintahku, dan siapa
yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kepada kaum tersebut.” (HR.
Ahmad)
Dari Abu Hurairah bahwasanya seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah, "Wahai
Rasulullah, seorang ingin berjihad di jalan Allah, mencari kesenangan
dunia." Rasulullah berkata, "Ia
tidak dapat pahala,” para sahabat membesar-besarkan peristiwa tersebut dan
berkata kepada pemuda tadi, kembalilah bertanya kepada Rasulullah Solallohu ‘Alaihi
Wassallam., mungkin Anda salah paham. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, seorang ingin berjihad di jalan Allah mencari
kesenangan/keuntungan dunia." Rasulullah menjawab, “Ia tidak dapat pahala," para
sahabat berkata lagi, “Kembalilah
(bertanya) kepada Rasulullah Solallohu ‘Alaihi Wassallam!” Rasulullah
menjawab pada kali yang ketiga, “Ia tidak
dapat pahala.”
Dari Jabir ibn ‘Abd Allah Ra., ia
berkata, “Rasulullah Solallohu ‘Alaihi
Wassallam. bersabda, ‘Perang itu adalah siasat’”. (HR. Bukhari, Muslim, dan
lain-lain).
Tingkatan dan Bentuk Jihad.
Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah ada 4
tingkatan yakni :
1. jihad
melawan hawa nafsu,
2. jihad
melawan setan,
3. jihad
melawan orang-orang kafir dan
4. jihad
melawan orang-orang munafik.
Berikut pembahasan tentang macam-macam
jihad diantaranya :
1. Jihad
Melawan Hawa Nafsu.
Jihad melawan hawa
nafsu penting dilakukan, sebab jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada
keburukan yang dapat merusak kebahagiaan seseorang, dan itu tidak mudah
dilakukan, sebab hawa nafsu ibarat musuh dalam selimut, seperti dikatakan Imam
al-Ghazali, hawa nafsu adalah musuh yang dicintai, sebab ia selalu mendorong
kepada kesenangan yang berakibat melalaikan.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ
بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
“ dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
(QS. Yusuf : 53)
Jihad melawan hawa
nafsu dapat dilakukan dengan:
a. Mempelajari
petunjuk-petunjuk agama yang dapat mengantarkan jiwa kepada keberuntungan dan
kebahagiaan.
b. Mengamalkan
apa yang ia telah ketahui.
c. Mengajak
orang lain untuk mengikuti petunjuk agama. Dengan berilmu, beramal dan
mengajarkan ilmunya kepada orang lain seseorang dapat mencapai tingkatan yang
disebut dengan rabbaniyy.
d. Bersabar
dan menahan diri dari berbagai cobaan dalam menjalankan dakwah.
2. Jihad
Melawan Setan.
Jihad melawan setan,
berupa upaya menolak segala bentuk keraguan yang menerpa keimanan seseorang dan
menolak segala bentuk keinginan dan dorongan hawa nafsu. Keduanya dapat
dilakukan dengan berbekal pada keyakinan yang teguh dan kesabaran. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً
يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“
dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
kami.” (QS. As-Sajadah : 24)
Ayat di atas
menegaskan bahwa kemuliaan dalam beragama dapat diperoleh dengan dua hal;
kesabaran dan keyakinan. Dengan kesabaran seseorang dapat menolak segala
bentuk keinginan dan dorongan hawa nafsu, dan dengan keyakinan seseorang dapat
menolak segala bentuk keraguan.
3. Jihad
Melawan Orang-orang Kafir dan Orang Munafik.
Jihad melawan
orang-orang kafir dan munafik adalah dengan upaya melalui pendekatan hati,
lisan, harta dan jiwa. Selain itu ada bentuk lain dari jihad yaitu melawan
kezaliman dan kemaksiatan, juga dengan pendekatan hati, lisan, harta dan jiwa.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ
ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
"Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. At-Tahrim
: 9)
Demikianlah sahabat bacaan madani
ulasan tentang pengertian jihad, dalil tentang jihad dan macam-macam jihad.
Semoga dengan membaca ulasan ini dapat menambah wawasan kita tentang jihad..
Hikmah Disyariatkannya Berjihad
Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik
dengan adanya perintah untuk berjihad antara lain :
1. Alloh
mensyari’atkan jihad dijalannya, agar kalimatnya menjadi paling tinggi dan
agama hanya untuk Alloh semata, serta mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya, menyebarkan agama Islam, menegakkan keadilan, menolak kedzoliman
dan kerusakan, menjaga kaum muslimin, serta menghancurkan musuh dan menolak
tipu daya mereka.
2. Sebagai
ujian dan cobaan bagi hamba – hambanya, sehingga jelas perbedaan antara orang
yang jujur dan yang dusta, antara yang mukmin dan yang munafik.
3. Orang
yang beriman selalu berusaha dan bekerja keras untuk memperjuangkan kebaikan
dan kebenaran. Hal ini dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari –
hari.
4. Orang
mukmin hidupnya selalu berorientasi kepada keridhoan Alloh Subhanahu Wata’ala,
sebab konsep jihad hanya ditujukan semata – mata mencari ridho Alloh Subhanahu Wata’ala.
5. Memberikan
motifasi untuk senantiasa menegakkan kebenaran dan menghancurkan kemunkaran.
6. Jihad
dijalan Alloh, merupakan salah satu pintu kebaikan yang dengannya Alloh Subhanahu
Wata’ala akan memberikan derajat tinggi dan ganjaran surga.
Sumber : Buku Siswa Fiqih Kelas XII MA
Komentar
Posting Komentar